JAKARTA,SENIN - Sebagai salah satu sumber pendanaan, kartu kredit bisa menjadi jawaban bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan finansialnya. Kartu kredit memudahkan dalam pengaturan keuangan dan dapat dimanfaatkan pada saat-saat darurat. Namun kartu kredit terkadang justru menjadi momok bagi nasabahnya, akibat penggunaan yang tidak bijak. "Kredit tidak perlu lagi dijadikan momok yang menakutkan selama nasabah mengetahui teknik-teknik perencanaan anggaran dan pengelolaan kredit yang baik," sebut Hotman Simbolon, Suctomer Care Head, citibank.
Menurutnya, keluhan-keluhan yang diterima Citibank pada umumnya disebabkan oleh nasabah yang kurang memahami bagaimana menggunakan kartu kredit dengan bijak.
Dalam edukasi finansial Use Credit Wisely yang diluncurkan Citibank beberapa waktu lalu, salah satu tips untuk menggunakan kartu kredit secara bijak adalah dengan Tiga C (3C). C pertama character, yakni memiliki perilaku dan tanggung jawab dalam membayar taguhan tepat pada waktunya, C kedua capacity, yakni mengetahui kemampuan membayar pinjaman atau kartu kredit berdasarkan pendapatan dan kondisi keuangan, serta C kegita collateral, yakni jaminan yang dapat digunakan bank atau institusi kredit untuk melunasi pinjaman bila tidak mampu lagi membayar.
"Kartu kredit memang memberikan berbagai kemudahan, namun nasabah perlu mencatat setiap transaksi yang dilakukan dan mengontrol jumlah pemakaian untuk menghindari berbagai masalah finansial di kemudian hari," sebut Irfan Ahmed, Card Business Head, Citibank.
Menurut data Bank Indonesia, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) kartu kredit per akhir Desember 2007 mencapai 11,85 persen dari total outstanding senilai Rp 26,9 triliun. Angka tersebut melonjak drastis dibandingkan tahun 2006 yang sebesar 8,96 persen dengan outstanding sebesar Rp 24,07 triliun.
Menurut data Bank Indonesia, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) kartu kredit per akhir Desember 2007 mencapai 11,85 persen dari total outstanding senilai Rp 26,9 triliun. Angka tersebut melonjak drastis dibandingkan tahun 2006 yang sebesar 8,96 persen dengan outstanding sebesar Rp 24,07 triliun.
Sumber : kompas.com